Kini kita memasuki era globalisasi, tantangan dan rintangan dakwah pun
makin kompleks; era globalisasi saat ini selain membawa arus modernisasi, juga
membawa arus liberalisasi, baik dalam bidang politik, ekonomi, budaya dan bahkan
agama. Baru-baru ini kaum Islam liberal (yang menganut paham Pluralisme Agama)
mereka tergabung dalam AKKBB mengajukan uji materil UU Penodaaan Agama, dalam
hal ini mereka menginginkan kondisi Indonesia berada dalam kekacauan, mereka menginginkan aliran sesat
dan sekte sempalan hidup dan berkembang biak di Negeri yang mayoritas muslim
ini.
Demikianlah tantangan dan rintangan yang dihadapi oleh dunia Islam. Oleh
sebab itu Generasi Muda Islam harus ikut andil dalam memberantas kemungkaran-kemungkaran
tersebut. Dan diharapkan Generasi Muda Islam melakukan lompatan-lompatan
pemikiran yang lebih maju (progresif); ijtihad harus terus di gerakan guna
menghadapi tantangan dakwah masa kini; Ruhul jihad Generasi Muda Islam tak
boleh berhenti, yang senantiasa berhadapan dengan berbagai masalah Keumatan.
Denyut nadi dan gelora Harakatut-Tajdid harus terus di pompa, guna menghadapi
tantangan dakwah yang tak kalah beratnya dengan para pendahulunya. Esatafet
kepemimpinan pemikiran pembaharuan-pun harus cepat diambil!, jangan sampai
Generasi Muda masa kini kehilangan Jati Dirinya.
Generasi Muda Islam haruslah aktif berada dalam garis depan, Karena ini
menyangkut kehormatan Islam dan umat Islam yang sudah di ambang kehancuran;
maka menegakkan amar Ma’ruf dan Nahyi Munkar, berdakwah bilisan, bilkitabah dan
bilhal dalam segala ruang dan waktu menjadi sebuah yang urgen dan krusial;
generasi muda muslim kini harus bisa menangkap pesan Risalah Kenabian sebagai
pembebas dari problematika umat masa kini; dan “ngeuh” (peka) terhadap isu-isu
kontemporer yang menerpa umat tersebut; dan melawan setiap bentuk ketidakadilan
(kezaliman) dan diskriminasi yang diperankan oleh musuh-musuh Islam saat ini,
dan menyongsong kehidupan yang lebih manusiawi.
Jika kita berbicara
tentang masalah pemuda Islam masa kini, pikiran langsung menangkap bahwa pemuda
masa kini sangat memprihatinkan, apa buktinya?! Lihat...! Mereka berpakaian
seolah-olah tidak tahu adat pakaian Islam yang telah diajarkan Rosulullah SAW.
Adat barat ditiru habis-habisan tanpa menimbang apakah itu salah atau benar
secara syar’i, tidak beda pria ataupun wanita, muda atau dewasa.
Kemudian apa yang harus kita lakukan sebagai musyahidun? Apakah hanya menyalahkan mereka? atau hanya diam membisu dan geleng-geleng kepala, heran? atau hanya ingkar dan berdoa dalam hati saja semoga Allah Swt memberi hidayah?
Kemudian apa yang harus kita lakukan sebagai musyahidun? Apakah hanya menyalahkan mereka? atau hanya diam membisu dan geleng-geleng kepala, heran? atau hanya ingkar dan berdoa dalam hati saja semoga Allah Swt memberi hidayah?
Mereka itu memang salah... tapi, kesalahan mereka itu adalah kesalahan kita juga. Jangan merasa kalau yang tidak meniru adat Barat itu sudah sepenuhnya benar, dan bukan pula yang sudah berjilbab dan berbusana muslimah itu sudah betul seratus persen, dan bukan pula yang memakai kopyah dan ber-koko itu juga benar, tentu TIDAK demikian adanya...!
Seharusnya kita
membahas apa penyebab generasi kita sekarang menjadi seperti itu? Penyebab dari
itu semua sangat sederhana yaitu, karena kebudayaan Barat saat ini lebih kuat
dari pada kebudayaan Islam, dan hal ini merupakan kebalikan dari beberapa
abad yang silam.
Dahulu, kebudayaan
Islam adalah budaya yang besar dan kuat, sehingga orang-orang Inggris, Prancis,
Eropa, dsb. pergi ke Qortoba hanya untuk belajar Bahasa Arab, sampai-sampai
mereka memakai pakaian Arab dan membanggakannya kepada orang-orang Eropa.
Coba pikirkan apa
sebab dari semua itu...? Tidak lain, karena kebudayaan Islam pada waktu itu
adalah kebudayaan yang besar dan kuat sehingga dunia bangga untuk mengikutinya,
tapi sekarang keadaan telah berbalik, generasi Islam justru memilih untuk
meniru kebudayaan Barat dan membangga-banggakannya.
Lalu apa jalan keluarnya...?
Kita harus mengangkat kembali kebudayaan Islam dan menguatkannya. Jika
kebudayaan Islam sudah mempunyai kekuatan, tempat dan keunggulan, secara
otomatis generasi muda akan lebih memilih Kebudayaan Islam, bahkan orang-orang
barat juga akan meniru dan mengikuti budaya kita, lalu apa salahnya kita
mencoba!?
Orang Barat memiliki
kebudayaan, Islam juga seperti itu, tapi bedanya orang-orang Barat bisa
mengembangkan budaya mereka dan menyebarkannya ke seluruh penjuru dunia. Dan
inilah hasilnya, kita bisa lihat sendiri dan merasakannya, budaya mereka
menjadi budaya yang kuat dan besar sehingga memikat seluruh penjuru dunia untuk
ikut kedalamnya.
Yang kita tanyakan
sekarang, dimanakah kebudayaan Islam yang telah dibangun sejak dahulu kala?!
Kebudayaan yang dulu disanjung-sanjung oleh semua insan?! Kebudayaan yang
membawa misi akhlak dan perdamaian?! Jawabannya adalah Al-asf...
Kebudayaan Islam kini
hanyut terbawa oleh kebudayaan Barat, tak kuat untuk mengimbangi budaya yang
sudah terlanjur memikat banyak generasi Islam. Kenapa...? Apa sebabnya...? Saat
ini kekreatifan muslimun tak sebanding dengan orang-orang Barat, mereka
menjadikan budaya mereka adalah budaya yang membanggakan, sehingga orang-orang
yang memakai budaya mereka merasa “wow”, “keren”, dan “cool’’ sedang budaya
Islam terlihat ‘kuno’ dan tidak keren.
Sebagai contoh: kita
pasti tahu acara yang diselenggarakan setiap tahun yang biasa disebut dengan Miss
Univers, acara yang sangat disanjung-sanjung orang se-jagad. Dalam acara
tersebut para peserta diharuskan memakai pakaian yang sangat minim dan pastinya
itu sangat diharamkan oleh Syari’at Islam, selain itu mereka juga memakai
dan memamerkan budaya Barat dengan bangganya, tanpa rasa malu dan 'ewoh'
apalagi bersalah pada ajaran agama dan adat mereka sendiri. Orang barat
mengemas kebudayaan mereka dengan kreatif dan menarik, untuk mengajak dunia
agar mau menggunakan dan meniru budaya mereka, dari kesan yang seperti itulah
banyak orang-orang Islam yang tertarik untuk menirunya.
Nah, sekarang giliran
kita untuk memunculkan kembali budaya Islam yang telah hanyut oleh budaya
Barat. Kita tumbuhkan image baik bagi si pemakai, misalnya: “Wah...! ternyata
yang memakai busana muslimah atau baju koko terlihat tambah elok, cantik, dan
cocok...” dsb. sehingga mereka merasa senang dan bangga memakai budaya Islam
dan bisa menarik kembali para muqollidun Barat berbalik arah kepada
budaya Islam, atau yang bisa disebut dengan Qonun jadzb.
Tentu saja hal ini
tidak bisa dilakukan secara serta merta begitu saja, melainkan butuh waktu dan
kerjasama antar muslimun. Mereka harus saling mendukung dan ikut serta
dalam mensukseskan proyek ini, karena proyek ini menyangkut generasi muda
Islam mendatang yang mempunyai peran besar dalam menyebarkan dakwah Islam. Jika
sudah ada kesepakatan antar muslimun tinggallah praktek yang harus dilakukan.
Kemudian bagaimana
cara memulainya?! Kita harus memulai dari pribadi kita dengan memakai,
menggunakan, dan menjalankan, tidak dengan kalam saja, misalnya: “Mbak, coba
pakai pakaian yang tertutup...!” tapi tentunya harus dengan contoh dari kita
dulu yang membuat mereka tertarik, karena mereka sendirilah yang akan menilai
“Oh ternyata budaya Islam itu bagus, elok, dan tak kalah keren dari budaya
Barat”.
Budaya Islam yang
sudah ditumbuhkan kembali akan menjadi rujukan bagi para muqollidun untuk
kembali kepada budaya Islam dan tetap setia dengannya, jika sudah tumbuh
membesar dan kuat, maka mulailah kita perkenalkan kepada dunia sehingga budaya
Barat akan tenggelam tak ber-atsar (tak berbekas-adm).
Selanjutnya, untuk membangun generasi muda Islam juga tidak mudah. Coba kita tengok kembali apa yang menjadi slogan dalam islam?! AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR (mengajak kepada kebaikan dan mencegah keemungkaran)...! Tapi, banyak kita lihat dari generasi muda sekarang malah menjauh dari syari’at Islam, padahal sudah banyak dari muslimun yang menyeru “Ini tidak boleh, itu tidak boleh, haram hukumnya...!”
Selanjutnya, untuk membangun generasi muda Islam juga tidak mudah. Coba kita tengok kembali apa yang menjadi slogan dalam islam?! AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR (mengajak kepada kebaikan dan mencegah keemungkaran)...! Tapi, banyak kita lihat dari generasi muda sekarang malah menjauh dari syari’at Islam, padahal sudah banyak dari muslimun yang menyeru “Ini tidak boleh, itu tidak boleh, haram hukumnya...!”
Sebelum kita menuju
kepada nahi mungkar maka kita mulai dulu membangun amar ma’ruf, sehingga ketika
kita menyeru untuk nahi mungkar kepada generasi yang menjauh dari syari’at kita
punya naungan untuk tempat bernaungnya mereka yaitu amar ma’ruf yang sudah
dibangun sebelumnya.
Coretan ini adalah sebagian dari pemikiran-pemikiran orang yang prihatin dengan adanya kebudayaan yang bertentangan dengan Islam, yang mana membawa generasi muda Islam kepada penyelewengan-penyelewengan yang berlanjut, yang belum terobati. Mari dengan ini, kita kobarkan semangat kita untuk mengembalikan generasi Islam kepada jalan yang lurus dan membawa kepada pemahaman Islam yang utuh...
Coretan ini adalah sebagian dari pemikiran-pemikiran orang yang prihatin dengan adanya kebudayaan yang bertentangan dengan Islam, yang mana membawa generasi muda Islam kepada penyelewengan-penyelewengan yang berlanjut, yang belum terobati. Mari dengan ini, kita kobarkan semangat kita untuk mengembalikan generasi Islam kepada jalan yang lurus dan membawa kepada pemahaman Islam yang utuh...
Peran iman digunakan sebagai:
No comments:
Post a Comment