Cara kerja televisi
Agar dapat bekerja dan menampilkan gambar dari stasiun tv favorit mu,
televisi terdiri dari bagaian-bagian yang saling menunjang agar bisa berfungsi.
Secara garis besarnya bagian-bagian televisi berupa Antena, Catu daya (power),
Tunner, Rangkain detektor video, Rangkain penguat video, dan Rangkain Audio.
Berikut ini garis besar cara televisi bekerja (lihat gambar)
- Antena berfungsi untuk menangkap belombang yang dipancarkan oleh stasiun televisi
- Sinyal yang datang di alirkan menuju ke colokan antena yang ada pada televisi
- Sinyal yang datang membawa gelombang suara dan gambar karena gelombang yang di terima antena tv lebih dari satu macam (contoh gelombang stasiun RCTI, ANTV, GLOBAL TV, SCTV, TRANS 7, dll). Sirkuit di dalam televisi memisahkan gelombang ini (berupa suara dan gambar) sesuai dengan saluran tv yang kamu pilih kemudian di proses lebih lanjut. Alat pemisah di sebut Tunner
- Sirkuit penembak elektron menggunakan sinyal gambar ini untuk di proses ulang dengan bantuan kamera tv
- Bagian ini menembakan tiga elektron (merah, biru dan biru) menuju tabung sinar katoda
- Berkas elektron menerobos suatu cincin elektromagnet. Elektron dapat dikendarai oleh magnit sebab mereka mempunyai elektron negatif. Dan berkas elektron ini akan bergerak bolak balik di layar televisi
- Berkas cahaya ini akan diarahkan ke layar yang di beri bahan kimia berupa fosfor. Saat berkas elektron ini mengenai fosfor akan menampilkan titik-titik warna merah, biru, dan hijau. Yang tidak kena tetap bewarna hitam. Kombinasi-kombinasi warna inilah yang menghasilkan gambar di televisi
- Gelombang suara akan di proses pada bagian ini untuk menghilangkan berbagai ganguan
- Sinyal suara yang sudah di saring di keluarkan melalui alat yang di sebut speaker
Cara kerja radio
Arus listrik yang mengalir pada kawat dapat membuat arah jarum
kompas menyimpang. Fenomena yang diungkap oleh Hans Christian Oersted ini
merupakan pertanda bahwa arus listrik menghasilkan magnet. Dan terbukti benar
bahwa magnet bisa dihasilkan dari arus listrik. Dua buah kumparan yang dialiri
arus listrik akan saling tarik menarik layaknya dua batang magnit.
Sebaliknya,
bila sebatang magnit digerakkan di dekat kumparan maka listrik akan dihasilkan
oleh kumparan itu. Semakin dekat batang magnet itu ke kumparan akan semakin
besar pula arus listrik yang dihasilkan. Tetapi sedekat apapun batang magnet
itu ke kumparan, tak akan ada arus listrik dihasilkan bila batang magnit itu
diam. Kesimpulannya, listrik menghasilkan magnit dan magnit menghasilkan
listrik. Tetapi hanya magnit yang berubah saja yang mampu menghasilkan listrik.
Gambar generator listrik
sederhana. Batang magnit yang diputar ditengah kumparan akan menghasilkan
listrik. Tetapi bila batang magnit itu diam (tidak bergerak) tidak akan ada
listrik yang dihasilkan.
Mengubah besarnya (medan) magnit dapat dilakukan secara mekanik, misalnya dengan memutarnya. Batang magnit yang diletakkan ditengah kumparan diputar agar medan magnit yang melintasi kumparan itu berubah, sehingga kumparan akan menghasilkan listrik. Prinsip dasar inilah yang diterapkan pada generator / pembangkit listrik, yaitu mesin yang mengubah energi gerak menjadi energi listrik.
Mengubah besarnya (medan) magnet juga dapat dilakukan secara
elektronik, yaitu dengan mengalirkan arus listrik (yang berubah) ke dalam
sebuah kawat. Misalkan kawat ini kita sebut konduktor A. Nah ketika dialiri
arus listrik (yang berubah) maka kunduktor A ini akan menghasilkan medan magnet
yang berubah. Medan magnet yang berubah ini dapat menginduksi konduktor lain,
misalkan konduktor B. Konduktor B yang terinduksi oleh medan magnet (yang berubah)
ini akan menghasilkan arus listrik walaupun antara konduktor A dan B itu
terpisah oleh jarak.
Jadi, konduktor B dapat menghasilkan arus listrik karena
konduktor A dialiri arus listrik (yang berubah). Prinsip indukasi
elektromagnetik inilah yang digunakan pada transformator (trafo). Konduktor B
kemudian disebut kumparan sekunder dan konduktor A disebut kumparan primer.
Kumparan sekunder tidak akan menghasilkan arus listrik bila kumparan primer
dialiri arus searah (DC).
Pada trafo jarak antara konduktor A dengan B harus
dibuat sangat dekat, bahkan kumparan sekunder sering dibuat menyatu dengan
kumparan primer melingkari besi inti. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
transfer daya yang paling maksimum. Berbeda dengan trafo, komunikasi radio
justru menghendaki agar jarak antara konduktor A dan konduktor B itu saling
berjauhan. Konsekuensinya, banyak energi yang hilang di antara kedua konduktor.
Dalam hal ini, daya pancar terpaksa harus dikorbankan, tetapi jarak jangkau
yang makin jauh diperoleh sebagai gantinya.
Gambar prinsip kerja (a)
Trafo (b) Radio
Konduktor A yang dialiri arus listrik (yang berubah) dapat
menginduksi konduktor B yang terpisah jauh oleh jarak. Walaupun daya yang
diterima oleh konduktor B sangat lemah, tetapi satu hal yang pasti adalah bahwa
perubahan arus listrik yang dihasilkan oleh konduktor B akan selalu sama dengan
perubahan arus listrik yang terjadi di konduktor A. Ini merupakan satu hal yang
paling penting dalam komunikasi radio, yaitu sinyal yang diterima haruslah sama
dengan yang dipancarkan. Bila tidak, tentu akan terjadi miss communication.
Sementara itu masalah lemahnya sinyal di penerima bisa diatasi dengan cara
misalnya: menambah daya pancar atau menambah gain antena.
Arus listrik yang berubah menghasilkan medan magnit yang berubah.
Medan magnit yang berubah menghasilkan medan listrik yang berubah. Medan
listrik yang berubah menghasilkan medan magnit yang berubah. Demikian
seterusnya hingga medan listrik dan medan magnit itu menyebar kesegala arah.
Fenomena ini sebenarnya adalah sebuah hukum alam yang sederhana. Sama halnya
dengan benda yang dilempar dan kemudian jatuh ke tanah. Demikian pula dengan
listrik-magnit. Bila ada arus listrik yang berubah pasti akan terpancar
gelombang elektromagnetik yang menyebar kesegala arah.
Berdasarkan hukum alam ini maka di satu tempat kita dapat membuat
arus listrik yang berubah (untuk membangkitkan gelombang elektromagnetik) dan
kemudian menangkapnya kembali di tempat lain (perhatikan ilustrasi pada gambar
(b) di atas. Inilah prinsip dasar dari sistem komunikasi radio. Pemancar
mengubah energi listrik menjadi radiasi gelombang elektromagnetik, sedangkan
pesawat penerima mengubah radiasi itu dan menjadikannya energi listrik kembali.
Membuat arus listrik yang berubah di pemancar sangat sederhana
dan mudah. Yang dibutuhkan hanyalah sebuah osilator. Arus bolak balik yang
dihasilkan osilator lalu dihubungkan ke sebuah konduktor A sebagai antena.
Tujuannya agar konduktor A ini dialiri arus bolak-balik. Akibatnya konduktor A
akan menghasilkan medan magnit yang berubah. Medan magnet yang berubah ini
kemudian akan menghasilkan medan listrik yang berubah, dan medan listrik
berubah akan menghasilkan medan magnet yang berubah, demikian seterusnya hingga
terpancarlah gelombang elektromagnetik yang menyebar ke segala arah. Hingga di
suatu tempat nanti, radiasi gelombang ini menginduksi sebuah antena penerima.
Ketika ditabrak oleh gelombang elektromagnetik maka antena
penerima akan terinduksi (oleh medan magnet yang berubah). Akibatnya antena
akan menghasilkan arus listrik dimana arus listrik ini akan berubah-ubah sesuai
perubahan medan magnit yang diterimanya. Ini berarti antena penerima berhasil
menangkap sinyal yang berasal dari pemancar, dan sinyal yang diterima itu
bentuknya sama persis dengan sinyal osilator yang ada di pemancar.
Sinyal yang diterima itu hanya berupa sinyal bolak-balik saja,
dimana di dalamnya tidak mengandung informasi sama sekali. Sinyal seperti ini
sering disebut dengan sinyal pembawa (carrier). Tanpa informasi di dalamnya,
sistem komunikasi menjadi tidak berarti. Oleh karena itu harus diupayakan
sedemikian rupa agar sinyal pembawa ini harus bisa membawa informasi. Upaya ini
kemudian disebut dengan teknik modulasi.
Cara kerja telephone
Telepon merupakan alat komunikasi yang digunakan
untuk menyampaikan pesan suara (terutama pesan
yang berbentuk percakapan). Kebanyakan telepon beroperasi dengan menggunakan transmisi
sinyal listrik dalam jaringan telepon sehingga memungkinkan pengguna telepon
untuk berkomunikasi dengan pengguna lainnya.
A. Cara Kerja Jaringan Telepon Kabel
Telepon kabel menggunakan sistem wireline. sehingga membutuhkan kabel supaya
dapat berfungsi . cara kerja telepon kabel antara lain :
- Suara dari pengirim diterima oleh alat yang disenut microphone
- Microphone mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik kemudian disalurkan oleh perangkat telepon
- Sinyal tersebut disalurkan melalui kabel ke pusat telekomomunikasi
- Dari pusat telekomunikasi, sinyal tersebut diteruskan kepada penerima
- Ssetelah sampai ke penerime, maka sinyal tersebut diubah lagi menjadi gelombang suara oleh alat yang disebut speaker
B. Cara Kerja Jaringan Telepon Seluler
Telepon seluler menggunakan sistem wireless. pengirim dan penerima harus
tetap tercakup BTS (Base Transceiver Station ). BTS adalah peralatan
yang memfasilitasi komunikasi secara wireless antara pengguna telepon seluler.
Cara kerja telepon seluler wireless antara lain :
- Suara dari pengirim diterima oleh alat yang disebut microphone
- Microphone mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik dan kemudian dipancarkan oleh pnsel ke BTS terdekat
- Sinyal tersebut diterima oleh BTS dan sinyaL tersebut diteruskan ke pusat telekomunikasi
- Dari pusat telekomunikasi sinyal diteruskan kepada BTS terdekat kemudian diteruskan ke si penerima
- Setelah sampai kepada penerima , maka sinyal tersebut diubah lagi menjadi gelombang suara oleh alat yang disebut speaker.
1 comment:
kita juga punya nih artikel mengenai 'GELOMBANG RADIO', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1288/1/20107505.pdf
terimakasih
Post a Comment